Minggu, 11 Oktober 2020

Belajar Menulis

 

                                                                      YaDedi Suhendi

Malam ketiga  pertemuan di kelas belajar menulis gelombang 16. narasumbernya Bapak  Dedi Suhendi, S.Pd., M.Pd (SDN 11 Pontianak Timur), dikenal dengan nama Pak Ya’ Dedi Suhendi, seorang guru berprestasi juga pengurus PGRI Pontianak Timur. Pernah ke China bersama Om Jay.

Ya’ Dedy memulai pembelajaran on line malam itu dengan motonya “Carilah Ilmu Sebanyak-banyaknya. Semakin banyak ilmu kita tidak akan menyalahkan orang lain. Kunci keberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat, motivasi, kemauan, usaha, konsistensi, dan jangan lupa untuk berdoa memohon kemudahan, bimbingan, kesehatan, kecerdasan, dan seterusnya. Trik selanjutnya mencari teman yang bisa menginspirasi, mendorong, dan memberi semangat. Contohnya. Om Jay, dengan  motivasinya untuk Ya’ Dedi  untuk menulis, sehingga lahir buku Ya’ Dedi yang pertama dengan judul “Gupres Membawa Berkah”

Terkadang memang kita jadi semangat setelah ketemu teman yang super duper semangat, sehingga kita yang pertama kurang percaya diri menjadi termotivasi untuk melakukan hal yang selama ini kita ragukan, padahal di dalam diri kita ada kecerdasan itu hanya kita saja yang kurang memperhatikannya. Semua harus dicoba dan diasah, dengan melihat dan membaca buku orang lain maka kita jadi bisa menulis, dengan gaya kita masing-masing. Antara satu orang dengan orang lain memiliki  gaya menulis yang berbeda-beda dan seni seseorang itu tidak bisa kita tiru tetapi kita bisa memodifikasinya sesuai gaya kita sendiri. Seperti halnya cara menyampaikan materi seseorang pemateri dengan pemateri yang lain   pasti berbeda itu adalah seni.

Ya’Dedi memberi trik agar tulisan kita indah yaitu dengan melakukan beberapa hal seperti:

Seorang penulis harus kaya impresi agar tulisannya enak dibaca, menurut Ya’ Dedi perbanyak membaca buku orang dan berlatih melakukan karya seni seperti  puisi  dan bergaul dengan orang berjiwa seni. Dan mulailah dengan menuliskan kata-kata yang manis seperti: Rebulan sudah menapakkan wajahnya.

Ya’ Dedi perpesan untuk menjadi penulis yang handal harus berani menulis, mulai dengan menulis apasaja, apa yang disukai/hobby/minat, Seperti  menuliskan tulisan pendek, kegelisahan,  pengalaman, keahlian, impian, kebutuhan orang lain. Bisa berupa opini satu paragraf, dua paragraf atau tiga paragraf. Hari berikutnya, bisa ditambah satu paragraf lagi. Hingga menemukan identitas menulis dan menemukan apa yang ingin disampaikan ke dalam lembaran-lembaran.

Keuntungan menulis secara pribadi memberikan rasa kepuasan diri. Jiwa di dalam diri lebih bebas, terhindar dari rasa takut. Baik itu takut terhadap persaingan, ataupun rasa takut karena aturan baku dan ketat. Karena salah satu kunci sukses menulis buku adalah mengabaikan segala aturan yang mengikat yang justru melemahkan semangat.

Menulis Itu Semudah Update Status

Kita tanamkan dalam diri ini bahwa menulis mudah, semudah update status. Misalnya, dari sebuah pengalaman. Apa pun pengalaman  pada hari ini tulis saja. Gunakan teknologi untuk menyimpannya. Bisa di laptop, hp, blog, facebook, dan sebagainya.

Menulis itu semudah kita mendeskripsikan apa yang kita lihat, apa yang dirasakan. Menulis itu tidak selalu muluk-muluk dan tidak selalu rumit. Menulis itu, sesederhana yang kita lihat. Menariknya, objek yang diperlihatkan hanya satu, namun sudut pandang penulisannya bisa berbeda dari penulis satu dengan penulis lain.

Mari kita menulis semoga apa yang menjadi uneg-uneg dan perasaan galau dapat terobati dengan cara kita menulisnya dalam bolg kita sendiri. Bisa juga dimulai dari menulis kehidupan diri kita sendiri. Barangkali, justru lebih menjiwai. Siapa tahu, hasil dari corat-coret curhat, bisa menjadi novel. Bukankah di dunia ini banyak ketidakpastian? Termasuk ketidakpastian nasib hasil tulisan kita. Karena banyak buku-buku best seller meledak dari karya iseng-iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya.

Menurut Ya’Dedy, jika ingin tulisannya ada roh, perlu penghayatan, maksudnya mendeskripsikan sesuatu dengan perasaan yg mengundang penasaran atau pertanyaan si pembaca. Karena  ide yang biasa-biasa saja jika dikemas dengan penghayatan dan penjiwaan pembaca akan muncul emosinya. Emosi, dalam menulis buku menjadi penarik rasa ketertarikan. Karerna tulisan yang ditulis dengan pengahayatan, mampu menghidupkan sebuah tulisan.

Kalau kita masak harus ada bumbunya. Maka, masakan kita akan sedap tidak hambar. Allah menciptakan alam semesta ini dengan seni. Hambar rasanya kalau tidak ada seni. Bayangkan kalau Allah menciptakan kita tidak ada hidung dan telingan, pasti tidak elok. Begitu juga dengan tulisan. Walaupun kita tidak bergelut di bidang seni, tentunya ada jiwa seni dalam diri kita. Belajar dari keluarga dulu. Gunakan bahasa-bahasa syahdu. Insya Allah kita akan terbiasa.

Contoh lain pada saat kita mengajar juga harus punya seni, misalnya seorang guru kimia  juga wajib memiliki gaya seni supaya siswanya tidak bosan dan stress. Ketika kita menjadi idola siswa, itu berarti dalam diri kita sudah muncul seni dalam mengajar. Seni itu luas tidak berkutat dalam bidang bahasa saja.

Kemudian, dalam menulis  juga harus punya tujuan. Misalnya, saya menulis tujuannya untuk ekspresi diri, untuk naik pangkat, untuk hobbi, dan sebagainya. Dengan tujuan tersebut, pasti segala cara akan kita gunakan dan hasilnya juga akan bagus.

Semoga bisa  menjadi penyemangat dan  kemudahan dalam menulis.

 

 

Salam Semangat dari Sitti Hasnidar

8 komentar:

  1. Mantaap resumenya bu Siti, better late than never, semangat kita sukses bersama..

    BalasHapus
  2. Benar buk, kasih bumbu yang enak

    BalasHapus
  3. Benar Bu, kadang menulis tidak semudah berkata-kata. Harus banyak membaca biar semakin banyak kosa kata sehingga menulis menjadi mudah. Tks Bu atas infonya.

    BalasHapus
  4. Kiki Ledya

    Mantaap Bu Sitti...sangat menginspirasi...mudah2an kami jg mengikuti jejak semangat menulis seperti pak Dedi dan Bu sitti

    BalasHapus
  5. Lanjutkan prof, tetap semangat..teruslah berkarya.

    BalasHapus
  6. Menulis tidak semudah kata kata akan tetapi harus banyak membaca, lanjutkan sahabatku terus berkarya

    BalasHapus
  7. Terus berlatih, insya Allah jadi penulis hebat, terus semangat ya kk

    BalasHapus