Minggu, 26 Juni 2022

Kars Potensial Kelas 1

 

Pucok Krueng, Kars Potensial 

 Aceh Besar 

Pucok Krueng 

Lhoknga, wilayah yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, tidka hanya dikenal memiliki pantai indah tetapi juga mempunya kawasan kars yang penting bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.

Karst yang sering dikunjungi sekaligus sebagai lokasi wisata di Kecamatan Lhoknga adalah Pucok Krueng. Alamnya indah, udaranya sejuk, dan airn yang keluar dari gua begitu jernih. Pucok Krueng sangat berpotensi sebagai kawasan karst kelas 1. 

Berdasarkan survei, di Pucok Krueng ditemukan sejumlah gua yang mengalirkan air ke sungai-sungai. Di lokasi itu juga terdapat stalaktit-statlaktit aktif yang dapat dilihat dari mulut gua juga diketahui ada tumbuhan di bebatuan yang berfungsi sebagai pengikat air.

Laporan inventarisasi dan penyelidikan yang dilakukan Karst Aceh telah diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada November 2007. Tapi hingga kini belum ada respon dan dikhawatirkan kawasan karas tersebut terdampak kegiatan pertambangan yang ada di sekitar.

Lhoknga, wilayah yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, bukan hanya dikenal dengan objek wisata pantai yang indah. Air jernih beserta pasir putih dan batu karang yang menghiasi pantai.

Lebih dari itu, daerah yang terletak sekitar 12 kilometer dari Kota Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh, itu juga memiliki perbukitan karst. Kawasan yang sangat penting bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.

Karst merupakan ekosistem kompleks, dengan sungai penyimpan air bawah tanah, kawasan mineral tak terbarukan, serta tempat tinggalnya berbagai jenis flora dan fauna.

Kawasan karst yang sering dikunjungi sekaligus sebagai lokasi wisata di Kecamatan Lhoknga adalah Pucok Krueng. Alamnya indah, udaranya sejuk, dan airn yang keluar dari gua karst begitu jernih.

Tempat ini telah lama menjadi daya tarik wisatawan. Namun, pengunjung yang datang terbatas, hanya yang memiliki minat khusus.

“Di sini, untuk mandi tidak semudah di pantai, sungainya berbatu dan dalam,” ujar Rasyid, masyarakat Lhoknga, awal Mei 2021.


Pucok Krueng  Airnya  Jernih

 Dia mengatakan, Pucok Krueng sangat sejuk dan hutannya sangat baik. “Namun, volume air yang keluar dari gua mulai berkurang, saya tidak tahu pasti penyebabnya. Selain Pucok Krueng, gua karst di Kecamatan Lhoknga, juga ditemukan di Desa Naga Umbang yang juga memiliki sungai bawah tanah,” jelasnya.

Bebatuan di Kars Pucok Kreung

“Berdasarkan survei, di Pucok Krueng ditemukan sejumlah gua yang mengalirkan air ke sungai-sungai. Di lokasi itu juga terdapat stalaktit-statlaktit aktif yang dapat dilihat dari mulut gua. Berdasarkan pantauan Kelompok Kars Aceh, diketahui ada tumbuhan di bebatuan yang berfungsi sebagai pengikat air.”

Udara sejuk dan air yang dingin terpancar dari Kars Pucok Kreung

Laporan inventarisasi dan penyelidikan yang dilakukan Karst Aceh telah diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada November 2007. Tujuannya, meminta rekomendasi wilayah itu ditetapkan sebagai kawasan kars oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, sekaligus ditetapkan sebagai kawasan kars kelas 1.

Di Pucok Krueng ditemukan sejumlah gua yang mengalirkan air ke sungai

 Sangat potensial

Kawasan karst merupakan daerah batuan karbonat (batu gamping dan dolomit) yang memperlihatkan morfologi kars.

Sedangkan yang dimaksud kars adalah bentukan bentang alam pada batuan karbonat, yang bentuknya sangat khas berupa bukit, lembah, dolina, dan gua.

 

Di Pucok Kreung terdapat stalaktit-statlaktit aktif yang dapat dilihat dari mulut gua

Potensi kawasan kars kelas 1 dapat dilihat dari kriteria yang diatur Pasal 12 Ayat 1, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1456K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Kars.

Berikutnya, berdasarkan Pasal 13 Kepmen tersebut, kawasan kars kelas 1 dijelaskan merupakan kawasan lindung sumber daya alam dan berdasarkan Pasal 14 Ayat [1], di wilayah kawasan tersebut tidak boleh ada kegiatan pertambangan.

 


Karst Lhoknga sangat sesuai sebagai kawasan kars kelas 1

Kawasan kars kelas 1 merupakan wilayah yang memiliki satu atau lebih kriteria seperti: tempat penyimpan air bawah tanah secara tetap [permanen] dalam bentuk akuifer, sungai bawah tanah, telaga atau danau bawah tanah yang keberadaannya mencukupi fungsi umum hidrologi, serta mempunyai gua-gua dan sungai bawah tanah aktif yang kumpulannya membentuk jaringan mendatar maupun tegak yang sistemnya mencukupi fungsi hidrologi dan ilmu pengetahuan.

“Gua-guanya mempunyai speleotem aktif dan atau peninggalan-peninggalan sejarah. Kondisi ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata dan budaya, serta memiliki flora dan fauna khas yang memenuhi arti dan fungsi sosial, ekonomi, budaya serta pengembangan ilmu pengetahuan,” terang Abdillah yang merupakan Dosen Universitas Syiah Kuala.

 



Kegiatan Pertambangan  Dikhawatirkan Berdampak pada Kelestarian Kars Pucok Kreung

 

Jika dilihat dari Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1456K/20/MEM/2000, maka kawasan karst Lhoknga sangat cocok masuk kawasan kars kelas 1. “Namun yang harus diingat, kawasan karst sebagai tempat penyimpanan air atau sungai bawah tanah sangat tergantung dengan bebatuan, gua dan vegetasinya. Jika bebatuannya rusak, kawasan ini tidak akan berfungsi dan tidak bisa diperbaiki kembali,” .

Ketenangan Berwisata

 



PANTAI RITING LEUPUNG TEMPAT WISATA YANG MENAWARKAN 

KEDAMAIAN DAN MEMPESONA

 

  

 

 

 

Tidak begitu jauh dari Kota Banda Aceh, hanya dengan 30 menit berkenderaan menyusiri ke arah pantai barat Provinsi Aceh, maka kita akan menemukan jejeran pantai yang menawan. Iya, Pantai Lhoknga dan Leupung, Aceh Besar. Pantai memang menjadi salah satu ikon hiburan bagi warga Aceh terutama Banda Aceh dan Aceh Besar. Setiap pantai menjadi ramai di akhir pekannya. 

 

Salah satu pantai yang sangat menawan yang berada di Kabupaten Aceh Besar adalah Pantai Riting, Lhoknga. Pantai yang langsung bersisian dengan tebing dan terbentang panjang terasa begitu private. 

 

Berada di sisian bukit dan tersebunyi, Pantai Riting memberikan nuansa santai yang begitu membahana. Seperti halnya Pantai Lampuuk yang indah, pantai ini juga memiliki tepian pantai yang sangat rapi dan cenderung bersih serta alami. Tidak terlalu terbuka dan terkesan tersembunyi, rasanya membuat pantai ini tetap asri dan jauh dari hiruk pikuk kenderaan. 

 

 

Deru ombak yang sangat santai dan "tidak terlalu mengancam" menjadikan pantai ini pilihan untuk berakhir pekan bersama keluarga dan anak-anak. "Perlindungan" yang di berikan oleh bukit kecil di penghujung pantai, memberi perlindungan dari hantaman angin yang kencang, sehingga terasa deruan ombak tidak terlalu mengkhawatirkan bagi keselamatan terutama bagi anak-anak dalam menikmati indahnya pantai dan serunya gelombang yang simple dan sederhana. 

Riting tidaklah sepopuler Pantai Lampuuk yang setiap akhir pekannya di penuhi penduduk dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dalam menghabiskan liburannya bersama keluarganya. Tidak seheboh dan sesemrautnya Lampuuk yang penuh dengan gubuk-gubuk santai yang terasa sesak dan tidak asri, tapi Riting masih sangat terbuka dan rasa alaminya masih tersaji.

Sebagai sebuah jejeran pantai yang memiliki pasir yang indah dan relatif masih sangat bersih, Pantai Riting sangat ideal untuk melepas kepenatan di akhir pekan bersama keluarga. 

Mampu di jangkau dengan kenderaan selama 30 menit, pantai ini mampu memberi kesan "istirahat" yang bijaksana bagi para pengunjung. Bentangan pohon cemara dan "perlindungan" pohon-pohon yang ada di tepian bukit akan memberikan rasa tenang bagi pengunjungnya. 

Jadi tidak salah bila anda berkunjung ke Banda Aceh untuk singgah dan merasakan hangatnya sambutan ombak Pantai Riting, Leupung, Aceh Besar. Setingan lokasi yang tidak terlalu padat, dan parkiran kenderaan yang masih relatif luas, serta lokasi istirahat yang luas, pengunjung akan merasakan santainya Pantai Riting.

KABUPATEN Aceh Besar, menawarkan kemolekan wisata bahari. Setiap sudutnya menawarkan daya tarik tersendiri. Satu di antaranya adalah Pantai Riting, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Destinasi wisata yang pernah ditutup itu, kini kembali dikunjungi. Jauh dari gempita wisata digital yang kini tengah digandrungi, Pantai Riting cocok buat Anda yang ingin berwisata, namun tetap membutuhkan privacy.

Seperti pemandangan yang terlihat saat Serambi menyambangi Pantai Riting, Minggu, 30 Desember 2018 . Tempat wisata ini diramaikan oleh rombongan gathering. “Pantai Riting asik karena nggak ramai. Cocok untuk ngumpul-ngumpul,” ujar seorang pengunjung, Nova.

Meski pun berada di garis pantai yang sama dengan tetangganya, Pantai Lampuuk, namun Pantai Riting berpasir hitam. Ini terpantul dari air lautnya yang berombak tenang. Deretan pohon cemara ‘memagari’ bibir pantai. Di bawahnya hamparan rumput hijau layaknya permadani alam. Sementara tebing dan batu karang berdiri gagah di kejauhan.

Lhoknga sendiri dianugerahi kemolekan berupa bukit dan pantai dalam satu lansekap. ‘Dibelah’ sungai yang bermuara ke Laut Lhoknga. Kondisi geografis ini membuat mata dimanjakan sepanjang perjalanan menuju lokasi.

Jika berangkat dari Banda Aceh, membutuhkan waktu sekitar 30 menit berkendara. Mengambil arah ke Meulaboh dengan kondisi jalan yang mulus teraspal. Melintasi PT Semen Lafarge dan Pantai Lhoknga yang sudah lebih dulu dikenal. Selanjutnya berbelok dan melewati jalan setapak berbatu. Pantai Riting ditandai dengan sebuah pamflet Disbudpar Aceh.

Karena tempatnya tak setenar tetangganya, Pantai Lampuuk dan Lhoknga, Pantai Riting cocok untuk Anda yang ingin mengadakan reuni ataupun gathering. Suasananya yang tenang dan jauh dari keramaian, memungkinkan pengunjung menikmati quality time. Berpiknik di tengah alam terbuka menjadi pilihan menyenangkan. Ya, alam selalu mempunyai caranya sendiri untuk menenangkan jiwa dan menenteramkan pikiran manusia.



 

Wisata Waduk Brayeun

 


Menjelajahi Keindahan Waduk Brayeun, Surga Air Tersembunyi di Aceh

Liburan yakni salah satu cara paling jitu untuk melepas stres akibat rutinitas dan pekerjaan yang menjemukan. Tak perlu berpergian ke luar negeri atau menghabiskan uang di pusat-sentra perbelanjaan mahal, sebab Indonesia juga punya banyak sekali daerah menarik yang menunggu untuk langsung kita jelajahi. Dari mulai liburan laut dan pantai, pegunungan, danau, hutan, dan masih banyak lagi yang lainnya, segala bisa dengan gampang ditemukan di Negeri tercinta ini ini. Nah, dari Sabang hingga Merauke, ada daftar daerah tamasya yang pantas dijadikan tujuan berwisata bersama keluarga salah satunya brayeun destinasi wisata air terpopuler di Aceh Besar.

Dimana tempatnya bisa mandi, sambil berperahu, dikelilingi pohon duren terus kalau lapar bisa makan gorengan? Kalau Anda berada di Aceh maka salah satu pilihan yang tepat adalah Bendungan Brayen yang terletak di kecamatan Leupung Aceh Besar, sekitar satu jam berkendaraan dari Banda Aceh. Tempatnya tidak sulit dijangkau, sudah ada jalan aspal untuk mencapainya walaupun 20 menit menjelang lokasi pengunjung harus bersiap-siap untuk menikmati “rodeo” akibat jalan yang belum beraspal.

Semenjak tiga tahun belakangan ini Brayeun menjadi primadona baru tujuan wisata bagi penduduk Banda Aceh dan sekitarnya. Jika sebelumnya warga sudah terbiasa dengan wisata pantai atau air terjun kini tempat wisata Brayeun menjadi salah satu pilihan utama. Selain tempatnya sejuk dan rimbun, arena pemandiannya juga relatif aman, ada yang dangkal walaupun ada yang dalam juga. Bahkan di pinggirannya bisa berdiri anak usia tujuh tahun tanpa takut tenggelam. Mau berperahu pun enak, tinggal sewa perahu karet yang tarifnya Rp.20 ribu/jam. Mau lebih murah juga bisa, tunggu saja menjelang jam enam sore, ketika pengunjung sudah sepi dan lokasi juga mau ditutup. Anda bisa puas berperahu tanpa takut disemprit pluit petugas yang mengingatkan waktu telah habis.

Berkendaraan menuju lokasi sangat mengasyikan apalagi pemandangan menjelang sampai di lokasi sangat memanjakan mata. Di kiri-kanan jalan tampak sawah, bukit yang rimbun serta barisan pohon durian yang bisa meneteskan air liur jika musim durian tiba. Jalanan memang tidak terlalu lebar, hanya pas untuk dua mobil, dimana salah satu mobil harus berhenti sejenak jika berpapasan dengan mobil lain.


Waduk Brayeun terletak di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar menjadi lokasi wisata air  yang terpopuler saat ini bagi warga Aceh. Pemandangan alamnya indah serasa di surga. Lokasi wisata air ini diapit oleh gunung yang menjulang dilingkupi rimbunnya perpohonan hijau. Airnya jernih kebiruan menambah pesona alamnya yang benar-benar masih asri.

Tampak di balik kejernihan air, ikan-ikan endemik Waduk Brayeun berenang. Pengunjung bisa bercengkerama dengan ikan-ikan dari atas perahu sewaan. Jika anak-anak ingin berenang di waduk sudah disediakan balon angin atau bebek karet untuk keamanan.  



Tempat wisata ini dapat ditempuh sekira 30 menit dari Kota Banda Aceh yang juga cukup menantang. Trek-nya harus melewati jalur irigasi yang cukup tinggi. Namun, jika sudah berhasil menyeberangi jalur ini, pengunjung langsung bisa bersantai di area nongkrong yang nyaman berupa pondok-pondok kecil.


"Suasanya asri dan sejuk, fasilitas lengkap," kita juga dapat mencicipi masakan khas sekitar. Banyak pedagang yang menjual ikan bakar hasil tangkapan dari Waduk Brayeun. Untuk memasuki lokasi wisata ini, pengunjung dikenai tiket masuk Rp5.000. Jika menyewa perahu akan dibanderol seharga Rp20 ribu.

Menikmati Sejuknya Air di Lokasi Wisata Brayeun

 


Memasuki lokasi pemandian, mulai tampak keramaian para pengunjung. Lazimnya tempat wisata lokal, disepanjang jalan masuk dipenuhi oleh penjual makanan ringan. Mereka menjual berbagai makanan yang berbeda-beda tapi uniknya tiap warung selalu satu jenis makanan yang sama. Setiap warung menyediakan goreng-gorengan seperti pisang goreng, tahu goreng, risol dan lain-lain. Penjual memanfaatkan selera manusia yang suka akan makanan panas setelah berdingin-dingin ria.

Mata kembali dimanjakan oleh hamparan kolam bendungan Brayeun yang kira-kira seukuran lapangan bola kaki. Kolam mempunyai hulu di kaki gunung yang masih rimbun pepohonan. Pemandangan masih tampak asri. Di beberapa tempat tampak dinding tembok bendungan yang roboh, mungkin suatu waktu pernah dihantam banjir bandang. Jenis banjir ini memang sangat sering melanda kawasan pegunungan.

Ramai pengunjung, terutama anak-anak muda yang mandi di kolam tersebut. Anak-anak juga tak ketinggalan mandi di kolam berair sejuk, umumnya mandi disisi pinggir kolam yang memang dangkal, sekitar setengah meter. Jika ingin berenang yang puas silahkan melompat ke tengah kolam yang lebih dalam. Beberapa anak muda menampilkan atraksi lompat jumpalitan dari sebatang pohon yang berada dipinggir kolam.

Indah dan nyaman memang menikmati pemandian Brayeun Leupung ini. Apalagi jika pengelola mampu menjaga kerapian dan kebersihan lokasi. Sebuah masalah klasik arena wisata yang nyaris terdapat disemua tempat. Apalagi lahan parkir yang sempit, jalan yang belum beraspal menjelang lokasi, jangan sampai hambatan-hambatan ini membuat orang enggan berwisata. Bayangkan saja, mandi di kolam berair yang sejuk dikelilingi pohon duren, amboi enaknya. Berikut foto-foto nya:

 





 




Brayeun Destinasi Wisata Air Terpopuler Di Aceh Besar 

 

Minggu, 19 Juni 2022

Bali di Aceh

 Aceh Besar, 18 Juni 2022

Eky’s Momong Resort and Café

Siang itu udara sangat panas, setelah menyelesaikan tugas rutin, aku dan beberapa rekan guru melepaskan lelah di tepi pantai nan indah yang ada di daerah Aceh, tepatnya  di 'Eky's Momong Resort and Cafe' Lampuuk Aceh Besar. Di sana kami melepaskan lelah sejenak bersama sambil menikmati makan siang dan memandang laut lepas yang sangat  bersih dan indah pemandangannya.


Sambil menyantap hidangan Nasi Goreng Selimut yang merupakan salah satu jenis makanan yang tertera pada daftar menu cafe, kami bercengkrama sambil menyusun beberapa strategi yang akan kami kerjakan di awal tahun ajaran ke depannya. Ada beberapa program yang akan di jalankan di SMAN 13 Banda Aceh sesuai dengan "Kurikulum Merdeka", yaitu proses pembelajaran yang mengarah pada pembentukan  'Profil Pelajar Pancasila'.

Pantai Momong, begitulah orang-orang menyebut tempat wisata ini. Lokasinya terbilang tersembunyi, di balik bukit dan dikelilingi tebing-tebing tinggi yang ada di kawasan Gampong Meunasah Balee, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Sejak dibuka pada pertengahan tahun 2018 lalu, tempat yang terbilang unik ini mulai dikunjungi oleh para wisatawan. Bahkan, kini di lokasi tersebut telah berdiri sebuah resor dan kafe bernama, Eky’s Momong Resort and Café.

Tempat ini begitu nyaman dan sangat tepat untuk santai, termasuk menghilangkan kejenuhan dari aktivitas dunia kerja maupun kesibukan lainnya. 

Pantai Momong terbilang putih, sama halnya dengan pantai-pantai lain seperti Lampuuk, Pulau Kapuk, dan juga Lhoknga yang tidak jauh dari destinasi wisata tersebut. Selain itu, air lautnya juga terbilang indah, hijau dan agak kebiru-biruan.

Jika dilihat melalui peta, Pantai Momong bisa dikatakan langsung berhadapan dengan laut lepas atau Samudera Hindia. Tentunya ombak-ombaknya juga terbilang besar, namun jangan takut, beberapa meter dari bibir pantai, batu karang setia untuk memecah ombak yang datang. Sehingga masih terbilang aman untuk para pengunjung bersantai.

Sungguh indah pemandangan di pantai Lampuuk, yang nuansanya terasa di Pulau Bali, jadi tidak perlu jauh-jauh untuk menikmati pemandangan di sana, karena di Aceh lebih indah. 


Ombaknya saling menggulung, seolah berlomba meraih pasir putih yang ada di bibir pantai. Gugusan karang tampak tegak berdiri dan berjajar seolah menjadi penghalang. Desiran angin yang bertiup dari laut menggoyangkan pohon-pohon yang menutupi pantai tersebut.

Pantai-pantai Di Aceh bersih, airnya jernih dengan ombak yang sangat bagus, cocok untuk berselancar di sana, sehingga banyak para wisatawan Manca Negara yang berkunjung dan berselancar di pantai Lampuuk ini. selesai berselancar jangan lupa menyantap mie Aceh.

Jika ke Aceh jangan lupa makan Mie Aceh, karena jika belum menikmati Mie Aceh berarti belum ke Aceh, sebab mie Aceh yang terkenal dengan rempahnya membuat pembeli teringat-ingat untuk ingin mencicipinya lagi. 

Provinsi Aceh  banyak terdapat buah kelapa, terutama di daerah pesisir, sehingga jika kita duduk di tepi pantai pastilah cocok jika makan Mie Aceh dengan pasangannya air kepala muda. 


Tidak terasa waktu sudah sore, kami bergegas meninggalkan tempat itu untuk kembali ke rumah masing-masing. Keluarga sudah menanti di rumah, suatu saat kita masih ada waktu untuk melakukan hal yang sama di tempat yang berbeda agar keakraban dapat terus terjalin, semangat memajukan SMAN 13 Banda Aceh terus berkobar-kobar. "Bersama Pasti Bisa".


Salam Persahabatan

 

Sitti Hasnidar