Rabu, 16 Juni 2021

Guru Cantik Dan Segudang Prestasi

 


Malam ini merupakan pertemuan ke 20 bersama Ibu yang cantik dan pintar yaitu “Eva Hariyati Israel, S.Kom. Ketika saya membaca nama pemateri ini rasa ingin tahu saya bertambah lebih, karena nama beliau ada kata-kata Israel, ada apa dibalik namyanya ini? Apa beliau terlahir di sana atau apa ya? Itu pertanyaan di dalam hati saya ketika itu.

Ibu Eva ternyata seorang guru yang mengelola “Rumah Belajar” di daerahnya, luar biasa bisa bermanfaat bagi orang lain semoga kiprahnya dapat diikuti oleh semua guru agar pendidikan di Indonesia khususnya di daerah beliau semakin maju dan berkembang dengan baik. Aamiin YRA.

 Bagaimana kiat bu Eva mengelola Rumah Belajar  sehingga eksistensinya semakin diakui walaupun sudah tidak belajar daring lagi, anak-anak belajar kembali di sekolah masing-masing ? Apa kiat sukses bu Eva dalam menulis sehingga bisa slesai 7 hari..? itulah pertanyan-pertanyan yang dilontarkan para peserta belajar menulis.

Bu Eva memaparkannya sebagai berikut: Rumah belajar adalah portal pembelajaran yang dikelola oleh pustekkom sekarang dikenal dengan pusdatin kemdikbud yang memberikan ruang seluas luasnya untuk siapa saja berbagi, belajar, dan melakukan proses pembelajaran secara gratis dan terus diupdate dan berkesinambungan dalam pemeliharaanya.Sebagai salah satu pengembangan diri dalam hal keprofesian sebagai guru, mengikuti program PembaTIk dari pusdatin hingga berbagi inovasi pembelajaran dengan rumah belajar menjadi bagian dari diri saya

        Bu Eva menambahkan bahwa kita dalam menulis harus fokus dan yakin, lakukan dengan nyaman dan sepenuh hati jangan lupa doa, Kita pasti bisa, ketika kita sudah memulai sesuatu yang baik maka kebaikan kebaikan lainnya juga akan mengikut termasuk motifasi dan semangat juga dengan sendirinya hadir

 Bu Eva juga memberikan link face book dan beberapa tulisannya: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4633306676710473&id=100000935596250&sfnsn=wiwspmo, https://terbitkanbukugratis.id/taufikuieks/11/2020/12-jam-di-london-yang-memberikan-kebebasan-keluar-masuk-brunei/

Berdasarkan pertanyaan peserta Bu Eva menjelaskan bahwa penerbit mayor adalah penerbit penerbit besar yang sudah terkenal dan kredibikitasnya diakui. Kalo buku solo artinya buku yang bapak tulis sendiri kalo buku yang di tulis berkolaborasi dengan orang lain itu namanya buku antologi

Kata Bu Eva, dia baru belajar menulis di sini. Menulis yang benar-benar menulis, biasanya kalo RPP atau prog tupoksi  hasil kerja bareng-bareng.

salah seorang peserta menanyakan,  beberapa narasumber  mendapat kesempatan langsung atau lebih tepatnya mendapat tantangan dari Prof Ekoji. Rasanya bagi saya mustahil banget menulis buku dalam 7 hari tanpa revisi pula. Kiat apa yang ibu lakukan bisa lolos dari tantangan Prof Eko?

Bu Eva mengatakan seperti yang ia sampaikan tadi tekad dan niat sudah bulat harus bisa menjawab tantangan dari Prof Eko akhirnya motifasi itu lahir dengan sendirinya dan ketika yang tersulit itu adalah mulai menemukan ide. Dan kiatnya ternyata idenya datang dari hasil refleksi peristiwa yang ia lalui dari situ lahirlah ide dan judul Kelas Maya membangun ekosistem E learning di Rumah belajar. Saat itu saya menjawab tantangan tema  E-Learning yang diberika Prof Eko.

    Ternyata pengalamannya sebagai sahabat rumah belajar, hasil refleksi peristiwa, perasaan, dan pembelajaran dengan rumah belajar inilah yang saya kembangkan menjadi tulisan dikarya pertamanya.

Pertanyaan berikutnya, bagaimana melihat itu penerib mayor dan minor, dan bagimana kita menilai nya, untuk kita terbitkan atau kita cetak tulisan kita,dan berikan contoh salah satu penerbit mayor.

Bu Eva menjelaskan "penerbit mayor" adalah penerbit yang punya nama beken, perusahaan sendiri dan biasanya paling banyak diminati penulis  salah satu contohnya penerbit Andi, Gramedia, Mizan,Erlangga dan masih banyak lagi. Bisa nanti sambil browsing di internet kategori penerbit penerbit mayor

kemudian tanpa jeda peserta lain juga ikut bertanya karena ingin mengetahui lebih lanjut: Ada berapa tema yang ditawarkan untuk bisa menulis bareng Prof Ekoji? Adakah sesi khusus Prof Eko mengisi di kelas menulis ini ?  Bagaimana cara praktis menulis buku hanya dalam waktu 1 minggu ?

 Bu Eva memberikan jawaban dengan sangat santai, banyak tema yang diberikan Prof Eko kalau tidak salah mengingat ada 7 tema yang diberikan saat itu semuanya tentang teknologi dan semua konten youtube yang ada di Ekoji Channel ini nama akun Youtube milik Prof.Eko yang bisa bapak lihat semua konten materinya bisa menjadi tema untuk menulis bersama Prof Eko. Biasanya setiap gelombang ada sesi Prof. Eko.

Bu Eva melanjutkan, sejatinya kita sudah memiliki bakat menulis hanya belum termotivasi untuk menuliskannya menjadi karya.semoga satelah sharing ini bapak bisa menghasilkan karya. 

saran Bu Eva kepada peserta menulis "Mulailah menulis, tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran kita, setelah sesi ini coba anda refleksikan pengalamannya  mengikuti sesi sharing bersama kita malam ini mulai tahapan peristiwa yang terjadi, perasaan yang anda rasakan, pembelajaran yang anda dapatkan, pasti akan berkembang menjadi rangkaian kalimat indah.Saya tunggu resumenya ya?, Anda akan membuktikan kalo anda punya potensi menulis

 salah seorang peserta menulis bertanya: haruskah tulisan yang ingin kita cetak itu harus di publikasikan terlebih dahulu,atau kita tulis kemudian baru kita cetak. yang baik nya bagaimana?

auBu Eva menanggapinya sebagai berikut: Tergantung  jenis tulisannya kalau misalnya anda menuliskan artikel seperti membuat sebuah resume yang endingnya nanti anda jadikan buku ya tentunya publikasi lebih dahulu baru digabungkan untuk dicetak, tetapi kalau anda mau lebih cepat menghasilkan buku fokus dan sediakan waktu tulisan jadi baru dicetak dan dipublikasikan

Mari sahabat kita buktikan bersama bahwa kita bisa menulis, Bu Eva mengajak sahabat semua membuat 3 paragraf singkat dari hasil refleksi pembelajaran kita malam Ini.

Luar biasa sekali materi perkuliahan malam ini, sehingga membuat saya pribadi semakin semangat dan tertantang untuk menyiapkan tulisan buku solo saya yang nantinya akan saya kirim ke penerbit. Semoga dapat terlaksana dengan baik.

Alhamdulillah materi malam ini membuat saya lebih semangat lagi dalam belajar menulis.

Salam Literasi

 

 

 

Penulis dan Fotografer “Taufik Hidayat” Sang Inspirator

 

Pemateri kelas menulis malam ini adalah Bapak Taufik Hidayat, S.E, S.Si, M.Si. Beliau adalah seorang dosen dan penulis buku yang sudah keliling 70 negara dan 5 benua.

Pak Taufik Hidayat memiliki nama pena, TAUFIK UIEKS.

Beliau sangat memberi motivasi bagi saya dalam menulis, menurutnya menulis dari hasil perjalannannya ke beberapa daerah atau Negara, momen yang ditulisnya adalah mengenai beberapa masjid yang pernah beliau kunjungi. Setiap mengunjugi suatu tempat beliau selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi masjid, di tempat tersebut untuk beribadah dan menulis tentang sejarah masjid tersebut. Sungguh menjadi inspirasi bagi saya tersendiri untuk mengikuti jejaknya, karena menerut saya sebagai penulis pemula sedikit lebih mudah ketika kita memainkan jemari kita di atas tools sewaktu merangkai kata-kata sesuai dengan apa yang kita alami atau kita kerjakan. Bagi saya ini adalah suatu hal yang memudahkan dalam menulis bagi penulis pemula seperti saya.

Ada beberapa tulisan beliau, salah  satunya  artikel masjid Niujie di Beijing dalam buku jejak langkah menuju Baitullah jilid ke 3. Malam itu Pak Taufik banyak bercerita pengalamannya menulis bedasarkan perjalanan. Jadi dari suatu kisah perjalanan bisa menjelma menjadi tulisan berbentuk artikel atau bahkan buku.

Pak Taufik memulai dengan memberikan contoh banyak kisah perjalanannya yang selain ada di blog juga ada di majalah seperti Intisari, majalah angkasa, majalah colour Garuda dll. Kemudian beliau melanjutkan selain itu  juga sebagian menjadi buku .

Ini adalah beberapa buku karangannya dengan nama  pena “Taufik Uieks”

 1 .Mengembara ke masjid -masjid di pelosok dunia,  peniti media tahun 2015

2, 1001 Masjid di 5 Benua,  Mizan tahun 2016

3. Jejak langkah menuju Baitullah jilid 1-3. Tahun 2020

4. Tanasya ke Masa Depan Jikid 1-2

            Jadi perjalanan -perjalanan yang ditulisnya  dimulai sekitar tahun 2004 dan juga ada bukunya mengenai kisah perjalanannya ke Brunei merupakan kisah sejak 1997-2018. Dari  perjalanan yang dilakukan kemudian beliau jadikan artikel, dengan  langkah-langkah seperti:  Mengamati, Membuat foto, Diskusi wawancara, mencari informasi tambahan,  Mencari keunikan,  Merangkum dalam tulisan. Menurut Pak taufik pada saat  melakukan perjalanan apalagi ke manca negara ada baiknya kita mengetahui juga sedikit banyak mengenai budaya, bahasa, kebiasaan dan sejarah tempat yang dituju. Kita juga bisa bercerita berdasarkan foto yang ada. Mengetahui kembali detail keadaan ruangan arsitektur bangunan dsb,  juga perhatikan siapa saja yang ada suasana di sekitar cuaca dsb. Hal hal ini bisa jadi pemanis kisah kita, kata pak Taufik.

Kemudian Pak Taufik memberikan beberapa contoh lagi, yaitu beberapa tulisannya yang ada di majalah Intisari. Ini contoh artikel dimana kita bisa menceritakan pengalaman kita travelling dengan foto-foto dan menuliskannya untuk majalah agar bisa dinikmati orang banyak. Kita gunakan bahasa yang sederhana , sinpel namun menarik. Jadi kita coba menciptakan semacam branding pada tulisan kita. Dalam tulisan tulisan Pak Taufik juga sedikit memasukan dialog atau percakapan dalam bahasa local,  walau kita bisa sedikit sedikit,  Ini akan membuat tulisan lebih menarik dan hidup

Lalu bagaimana menulis menjadi buku ?

Pengalaman Pak taufik menulis buku adalah kompilasi beberapa artikel dengan tema yang sama. Misalnya mengenai perjalanan ke masjid masjid . Satu demi satu artikel mengenai masjid dikumpulkan dan kalau sudah banyak bisa menjadi buku. Jadi pada awal nya Pak taufik tidak menyangka bisa jadi buku. Tapi begitu cara Pak Taufik untuk tiap pergi ke suatu kota atau negara diusahakan mampir ke masjid. Setiap mampir diusahakan difoto dan kemudian ditulis artikel mengenai masjid itu. Memang tidak mudah ketika  di luar negeri untuk mencari majsid. Contohnya  Salah satunya tempat yang susah adalah di Athena Yunani. Dimana setelah mencari  akhirnya menemukan sebuah masjid rahasia di bawah tanah dan bahkan menjadi marbot  di situ kala itu.

Ini ada salah satu artikel Pak taufik: Ini link nya bisa dibaca.

https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5508ea28813311931cb1e273/menjadi-marbot-di-masjid-bawah-tanah-di-athena-lawatan-ke-masjid-masjid-di-mancanegara-10

Ini artikel perjalanan ke Meksiko yang ada di buku Tamasya ke masa depan Jikid 2. Siapa sangka, di tengah gemerlapnya kehidupan malam di Broadway, tersimpan kisah misteri arwah yang gentayangan di deretan Theatre yang menjadi salah satu ikon Manhattan.

·       https://risalahmisteri.com/detail/541/kisah-misteri-pertemanan--hantu-broadway-di-newyork

·       Perjalanan misteri https://www.risalahmisteri.com/member/profile/31

·  https://terbitkanbukugratis.id/taufikuieks/11/2020/gak-nyangka-di-brunei-ada-jalan-ong-sum-ping/      https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5519e38ba33311681cb65971/secangkir-kopi-untuk-perdamaian-dari-rwanda

Ada yang menanyakan motivasi apa yang membuat Pak Taufik bisa sukses terutama menulis?Motivasi ? Ini adalah keinginan kita untuk selalu maju dna lebih baik dari sebelum nya ..saya sendiri  kalau dipikir sejak kecil belum pernah naim peswaat terbang hingga tamat SMA juga belum pernah . Tapi sejak SMA suka menghafal peta buta dunia .. saya menghafal negara bagian Amerika . Republik di jni Soviet dengan harapan suatu saat bisa kesana .. siapa sangka thn 1989 saya bisa ke Amerika dan tahun 2008 bisa ke Rusia walau uni Soviet sudah tidak ada saya bis a berkunjung negata Elsi Soviet seperti Georgia Latvia Azerbaijan Armenia belarus Latvia dll

Jadi dengan mimpi dan keinginan kuat kita akhirny bisa .. dna sejak SMA saya kuga sangat mengagumi banyak penulis .. saya banyak membaca tulisan Leo Tolstoy Ernest Hemingway dll kalau Indonesia saya namun membaca b Pramoedya Anna’ya Toer .. saya mimpi suatu saat bisa menulis buku .. walau belum bisa seperti mereka .. menulis itu dimulai dengan membaca

Seorang peserta menanyakan : bagaiman cara mengamati dari hasil membuat foto  sehingga jadi tulisan yg enak di baca dan menarik?

Pak Taufik bercerita bahwa  beliau memiliki keinginan untuk selalu maju dan lebih baik dari sebelum nya. Menurutnya sejak kecil belum pernah naik pesawat  terbang hingga tamat SMA juga belum pernah. Tapi sejak SMA suka menghafal peta buta dunia, dan. menghafal negara bagian Amerika. Republik di Uni Soviet dengan harapan suatu saat bisa kesana, siapa sangka tahun 1989 Pak taufik bisa ke Amerika dan tahun 2008 bisa ke Rusia walau Uni Soviet sudah tidak ada beliau bisa  berkunjung negara  eks Soviet seperti Georgia Latvia Azerbaijan Armenia Belarus Latvia dll

Menurutnya menulis dapat dilakukan dari sebuah foto kita bisa mengenang kembali keadaan sewaktu kita disana. Kita gambarkan situasinya atau keadaan sekitar atau juga bangunan yang kita amati. Lalu kita tuangkan dalam tulisan. Dalam buku masjid beliau menceritakan, tentang sholat, mimbar, mihrab, sajadah, karpet, dinding, langit langit masjid, dan  orang-orang yang sedang sholat serta.dapat juga isi khotbahnya.

Pak taufik menambahkan bahwa bahwa dari satu foto saja kita dapat menulis jadi satu halaman. Dan  supaya jadi enak dan menarik itu tergantung dari gaya bahasa yang dipakai .. jangan monoton gunakan teknik-teknik menulis, kadang kadang pakai flash back.

Kemudian pak Taufik melanjutkan cerita pengelaman menulis tentang Makam Jendral Muslim Nasionalis Di Taipei, ia mulai dari tertidur di kursi makam, kemudian terbangun dan kemudian mulai dari perjalanan naik taksi menuju  makam, kemudian lukiskan sepinya suasana pemakaman arsitektur mausoleum tulisan arab dan Cina yang ada di pusara.  Kutip tulisan yang ada cari tahu sejarah dsb. Dari  berkunjung ke makam kita bisa belajar sejarah bahwa banyak jendral muslim yang ikut Chiang Kai Shek ke Taiwan waktu Tiongkok dikuasai komunis . Bahkan jendral Bai ini jadi menteri pertahanan Republik Tiongkok..

Rahasianya agar tulisan kita menarik adalah usahakan kita mencari hal unik yang ada di suatu tempat. Sejarah yg menarik, dan,  judul yang bikin penasaran. Misalnya artikel  ketemu Gus Dur di masjid di Quanzhou Tiongkok. Disini Pak taufik ketemu dengan imam masjid. Bercakap cakap dalam Bahasa Arab, kemudian di akhiri ketemu Gus Dur. Bahkan dengan memperhatikan papan nama bisa jadi artikel menarik seperti artikel belajar bahasa Cina gratis di Brunei. Ini ada beberapa artikel PaK Taufik yang bias kita baca:

· https://www.kompasiana.com/taufikuieks/54f38056745513a42b6c77f2/di-brunei-belajar-bahasa-cina-gratis-loh

·     https://www.kompasiana.com/taufikuieks/552950b96ea8341b568b45d0/cewek-matre-tidak-dapat-dibeli-dengan-dos-pesos-argentina

Selanjutnya Berdasarkan  pertanyaan salah seorang peserta belajar menulis Pak Tauffik menjelaskan bahwa cara mengumpulkan bahan yang akan kita tulis ketika kita dalam perjalanan itusSederhana, kalau kita ke masjid atau tempat wisata biasanya ada prasasti mengenai sejarah masjid . Kita bisa Wawancara imam masjid atau penduduk setempat . Kadang kadang ada brosur .  Atau kalau mau tambah kaya bisa cari info di internet .

Misalnya sebuah masjid di Wellington Selandia baru bercerita bahwa yg membawa islam ke Selandia baru adalah pekerja tambang dari Cina ..

Pak Taufik menjelaskan bahwa tujuan utama menulkis suatu tempat yang dikunjunginya  lebih untuk kemanusiaan . Dengan menulis tempat-tempat di mana negara kita bisa belajar bahwa manusia dimana saja sama saja. Ada yang baik dan buruk. Mata hati kita jadi lebih terbuka atas keberagaman manusia.

Kita tidak akan sombong membanggakan bahwa negeri kita saja yang paling indah bahwa bangsa kita yang paling sopan makanan kita yang paling enak. Tapi kita akan lebih terbuka mengenai perbedaan budaya, bahasa, seni dan lain lain. Bahkan  dari berkunjung ke kuburan kita bisa belajar sejarah dan budaya suatu bangsa.

Selain itu Pak Taufik menceritakan mengenai perjalanannya ke makam dan kuburan monumen mausoleum dan juga sedikit menemani Travel misteri. Ternyata seperti disebutkan tadi banyak yang bisa kita pelajari dari berkunjung ke makam atau monumen atau memorial .

Sebagai contoh saya berkunjung ke Rwanda Tempatnya ke Kigali. Disana ada sebuah museum atau monumen korban genosida suku tutsi dan hutu. Kita belajar bahwa di atau bangsa bisa masuk dalam kondisi kacau karena ambisi politik sekelompok orang, akibatnya rakyat menjadi korban.

Hampir 1 juta orang meninggal dalam wakti 3 bulan salam genosida di Rwanda, semua karena politik.  Baik suku Huti dan tutsi sebenarnya sama sama orang Rwanda, mereka agamanya sama,  Kebanyakan mas ramai,  Bahasa sama Kinyarwanda, tapi bisa terjadi pembantaian Karena pergolakan politik

Luar biasa sekali materi perkuliahan malam ini, sehingga membuat saya pribadi semakin semangat dan tertantang untuk menyiapkan tulisan buku solo saya yang nantinya akan saya kirim ke penerbit. Semoga dapat terlaksana dengan baik.

Alhamdulillah materi malam ini membuat saya lebih semangat lagi dalam belajar menulis.

Salam Literasi

 

 

 

Selasa, 19 Januari 2021


 

 Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. Beliau adalah salah satu guru di SDN No.30 Kota Gorantalo, Provinsi Gorontalo. Lahir di Sidodadi, 14 juni 1978. menikah dengan Amir Hamzah, S.P dikaruniai 3 orang putri dan 1 putra.

Buku karyanya seprti Kwartet Media Bermain dan Belajar (2018) dan Buku ekspektasi VS Realitas (2019) selain itu juga ada buku karya BERSAMA DENGAN JUDUL Design Thinking membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar (2020)

Berikut profil singkat ibu Jamila: https://encikmila.blogspot.com/2020/11/profil.html

Menurut Bu Jamila salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi kita adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas positif seperti WA Grup Belajar Menulis. Bukan tanpa alasan, tentunya setiap kita yang bergabung disini punya harapan yang ingin dicapai. Terkait dengan hal tersebut maka hal yang ingin di share malam itu tentang : Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi

Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Sebagai contoh, ekspektasi kita Ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dalam tulisan buku ke-2 beliau yang diterbitkan pada tahun 2019.

Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :

1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2. Apa ide/topik yang harus kita tulis?

3. Apakah tulisan saya menarik?, dls.

Kemudian Bu Jamila menambahkan bahwa mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula seperti beliau katanya. Dalam prosesnya kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri mapun dari lingkungan sekitar.

Bapak Ibu yang super hebat. Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion. Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan. Kedua hal ini dibahas secara detail dalam bukunya yang ketiga hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit yang Alhamdulillah diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Andi.

Pengalaman BU Jamila dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad  dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang beliau juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. Untuk itulah beliau selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah saya bangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah.

Saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya. Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasinya berubah menjadi sebuah prestasi. Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisan beliau lolos tanpa revisi, ia seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribdi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa.

Dari pengalaman ini Bu Jamila belajar beberapa hal dalam menulis:

1. Tulislah apa yang ingin kita tulis.

2. Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.

3. Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan

4. Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.

5. Menulis jangan terlalu lama.

6. Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karna yang akan menilai

            adalah pembaca

Bapak ibu yang super hebat. Biasanya, kendala di awal kita menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan kita tulis. Untuk mengatasinya, marilah kita mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misal: tentang hobby memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita.

Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. tidak perlu kita memikirkan tata bahasa, ejaan dan lain sebagainya. Setiap kalimat yang terlintas segera di tulis. Beliau  biasanya menulis di HP. kadang saat tidak pegang HP, ia akan menuliskan di benda apa saja yang ditemui. Pernah ia nulisnya di telapak tangan, pernah juga di paha, he he luar biasa menurut saya pengalamaannya dalam menulis.

Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika kita tidak punya hobby menulis. Kata orang hanya "Iseng-iseng" atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika kita tidak memiliki hobby, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu ketrampilan?

Be.liau termasuk orang yang menulis tergantung mood. Ini sangat berat ia rasakan ketika menerima tantangan Prof. Eko.  Rasanya bulan dan matahari berpindah tempat. Disaat seperti inilah ia menguatkan tekad dan niatnya untuk mencapai realitas. Jadi, menulis itu adalah sebuah perjuangan untuk melawan semua tantangan yang menggoyahkan niat.

Hal yang menjadi fokus beliau dalam menulis adalah kata TUNTAS. Jadi, menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir 1.000 kali tentang apa yang sudah kita tulis. kita akan berpikir untuk edit dan edit lagi. akhirnya tulisan kita tidak tuntas.

Berdasarkan pertanyaan peserta menulis beliau berbagi beberapa tips yang ia gunakan dalam merangkai kata cukup sederhana. yaitu menggunakan kata apa saja yang terlintas dalam pikiran nya. Kata-kata yang digunakan tidak harus kata-kata rumit. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh orang lain.

Dan dilanjut dengan pertanyaan Bu Tini, Terkait  dengan tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri yaitu mood dan niat, namun yang ia rasakan  paling besar adalah kemampuannya, Ini yang sering menghabiskan waktu lama ketika menulis Perlu waktu lama bagi nya untuk mengasah kemampuan itu.

Saya sering terjebak kebuntuan bila menulis kemudian menilai ada ngak manfaatnya bagi orang lain, layak nggak ditulis, Karena untuk sekarang ia baru bisa menulis what to write dan belum what is it for. Jadi rasanya masih jauh panggang dari api tentang ekspektasi itu.

Hai Bu Tini. Menarik sekali pertanyaannya. Memang kendala terbesar dari diri kita sendiri bisa bermacam-macam. Masalah yang dihadapi Ibu terkait dengan kemampuan itu disebabkan karena bu Tini menulis dengan beban. Beban tentang baik buruknya tulisan kita. Cobalah menulis seperti yang sudah ia paparkan tadi. Menulis secara lepas dan bebas. Lepas dari beban terkait penilaian orang terhadap tulisan kita, sehingga kita bisa bebas mengekspresikan diri kita dalam tulisan.

Dilanjutkan dengan pertanyaan bu Yanti Ambarawa. Bagaimana proses kreatif ibu sehingga bisa menghasilkan sebuah buku dalam seminggu?

Salam kenal balik Bu Yanti. Semoga selalu semangat dalam menulis. Proses kreatif yang ia lakukan dalam menghasilkan buku tidak terlepas dari kegiatan membaca. Jadi, menulis dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Menulis tanpa pernah membaca akan pincang. Artinya tulisan kita kurang menarik. Menghasilkan buku dalam seminggu terdengar mustahil. Prosesnya jungkir balik, hingga siang dan malampun ikut terbalik. Hal pertama yang ia lakukan di awal adalah mencari menentukan judul dan kerangka tulisan. lalu berburu referensi sambil menyusun paragraf demi paragraf. Ya itu tadi, pokoknya tuntas dulu semua bab, terakhir sesi editing.

Nendisyah Putra, dari Pulau Banyak Barat. Bertanya: untuk di jaman Milineal saat ini,bagaimanakah mempublikasikan buku kita yang sudah di cetak, agar klayak ramai banyak yang membaca dan meminati nya?

Bu Jamila menjawabnya sebagai berikut: Di Jaman sekarang, publikasi sangat dipermudah karena ada begitu banyak jejaring sosial yang bisa kita manfaatkan. Disamping menawarkan door to door, kita bisa posting melalui WA, Instagram, FB, Youtube, dll. jangan lupa buat flyer + kata-kata menarik dan foto ekslusif, seperti orang jualan gitu. Namanya juga menawarkan. Yang penting harus jujur dan tidak ada kebohongan publik dalam iklan buku kita

Marinan dari kabupaten Tangerang, juga bertanya; Bagaimana cara merangsang potensi diri kita, sehingga potensi itu bisa merangsang pikiran. Dan bagaimana caranya penulis pemula  bisa merangsang setiap pemikiran atau penglihatan yang dilihat itu menjadi sebuah tulisan.

Baik ibu, berbicara tentang potensi diri. Kembali lagi ke 2 hal yang harus kita ubah dalam hidup kita yang sudah ia jelaskan di atas. yaitu Mindset dan passion. saat keduanya seiring sejalan, dengan sendirinya kita akan happy enjoy dalam menulis. Mulailah dengan melihat apa saja yang ada di depan kita, lalu cobalah untuk mendeskripsikannya. Saat jemari kita mulai menulis, maka ide lain akan datang dengan sendirinya. Kuncinya adalah percaya diri. Setiap kita memiliki potensi, dan potensi kita perlu di asah agar menjadi kompetensi.  Terima kasih. N

Budi Idris dari SMA N 2 Kotapinang kab. Labuhanbatu Sumatera Utara, Apakah dalam menyelesaikan naskah buku ibu melibatkan orang lain untuk edit naskah ibu? Sebelum dikirim ke penerbit?

Menurut Bu Jamila, proses editing bisa dilakukan sendiri dan dapat pula menggunakan jasa orang lain. Untuk buku yang ia tulis, sebelum di kirim ke penerbit beliau melakukan swasunting/edit sendiri. Kita tidak perlu khawatir masalah editing, karena biasanya pihak penerbit juga melakukan editing sebelum buku tersebut naik cetak.

Hal yang sering mengganggu bahkan bisa sebagai pemupus harapan dalam menulis. “Jadikan menulis sebagai suatu  kebutuhan”. Bli Made , Bali, menanyakan bagaimana pandangan Bu Jamila berkaitan dgn budaya baca tulis kita secara umum.yang masih rendah, sehingga bisa menulis sbg kebutuhan ?

Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang akan menilai adalah pembaca. Perasaan ini sering mengganjal diri saya, sehingga sering selesai menulis menjadi mentok akibat menanggung rasa malu akan hasil karya kita. Apa resepnya agar bisa keluar dari zona tidak nyaman itu.

Bu Jamila menjelaskan: secara nasional, memang minat dan budaya baca kita masih rendah. Disinilah peran kita sebagai guru, orang tua,  dan orang yang peduli dengan kependidikan untuk kembali membangun budaya membaca generasi kita yang selalu pasang surut. Membaca dan menulis adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. semakin suka membaca, maka semakin mudah menulis. Menjadikan menulis sebagai kebutuhan, artinya kita menjadikan membaca sebagai makanan kita.

Agar kita bisa keluar dari zona tidak nyaman, menulislah seperti air mengalir. Maksudnya tulislah apa yang ingin kita tulis. Abaikan penilaian orang tentang tulisan kita. Biarkan tulisan tersebut selesai kita tulis secara tuntas, lalu biarkan orang lain menilai. Karena penilaian orang lain biasanya lebih baik dari kita. Yang Bli rasakan pernah ia alami. Saat menulis buku ke-3 ia adalah orang yang paling tidak percaya diri dengan tulisan nya. Tulisan nya berbeda dengan semua tulisan teman-teman. Ia tidak tahu jenis tulisan, apalagi yang namanya gaya selingkung. Ia baru tahu, saat  mempresentasikan buku nya, dan diberi apresiasi luar biasa oleh Prof. Eko.

Curhatan Pak Didi,dari Serang, terkadang ia sudah memiliki ide/tema menulis tapi  suka bingung mau menulis dari mana dan pengetahuan akan tema tersebut masih minim padahal ia sangat tertarik untuk menulis hal tersebut. Bagaimana solusinya?

Bu Jamila memberikan masukan sebagai berikut: Punya ide, tapi bingung mau mulai menulis dari mana. Jangan bingung, mulai saja menulis dengan kata yang terlintas dalam pikiran, jangan memikirkan tulisan ini cocoknya di pendahuluan, atau di bab 1, dst. Tulis dan tulis saja setiap kita punya ide. saat kita benar-benar bingung dalam menulis, maka berhentilah menulis dan membacalah. Saat kita membaca, kita akan menemukan kembali ide yang terbang entah kemana. Saat ide itu muncul, jangan ditunda segeralah ditulis.

Dasirah dari SDN Pancur-Rembang. Jateng. Juga minta pencerahan dari  Ibu Jamila bagaimana membuat judul tulisan yg baik, sehingga mampu menarik pembaca . Mohon tipe dan triknya.

Bu Jamila pun menjawab dengan baik, Membuat judul tulisan yang baik, sebenarnya sangat bergantung dari minat. Kita cenderung sukanya menulis di bidang apa. Kita suka menulis fiksi atau non fiksi. Untuk memilih judul tentunya kita perlu referensi terkait konten yang akan kita tulis. Kita bisa browsing di internet sambil melakukan inovasi untuk judul yang kita buat. semakin banyak referensi judul yang kita lihat maka akan semakin baik judul yang kita tulis. untuk referensi tipe-tipe judul, silahkan intip di sini https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/7-tipe-judul-artikel-untuk-meningkatkan-traffic-blog-anda

Kemudian Dewi dari SMPN 142 Jakarta Barat juga ikut bertanya. Sejak kapan awal mula Bunda Jamila menulis buku? Tips-tips apa saja agar kita  tidak merasa bosan dalam menulis? Dan dari mana saja ide-ide yang Bunda Jamila tuangkan untuk sebuah tulisan?

Bu Jamila: Awal menulis buku tahun 2017. adapun tips yg saya lakukan dalam menulis agar tidak bosan sudah saya uraikan sebelumya. Ide menulis bisa datang dari mana saja. Kebanyakan dari lingkungan sekitar.

Iis Safuroh dari cisnjur tidak mau ketinggalan. Bagaimana agar usaha kita untuk menghasilkan karya juga karyanya menjadi menarik sesuai ekspektasi? Apakah jenis buku yang menarik itu harus berwarna misalnya atau pembahasannya yg up trending begitu?

Menurut Bu Jamila agar karya kita menarik sebelum menulis buku kita harus cari tahu hal/isu yang menjadi trending topik dan tidak akan ketinggalan jaman. dipertemuan sebelumnya sudah dijelaskan oleh Pak Joko tekniknya.

 Suyati dari Purbalingga, juga bertanya NBagaimana mengatasi keinginan mengedit tulisan kita padahal tulisan belum selesai? Dan berada di lingkungan pendidikan kita dituntut menulis dg kaidah bahasa yg benar. Ini kadang membayangi saat kita mengeluarkan ide-ide. Merasa tidak pada dan kurang pas sehingga jadi macet. Bagaimana mengatasinya?

Menurut Bu Jamila hal yang perlu kita lakukan adalah berusaha fokus di halaman-halaman berikutnya. Tahan diri semaksimal mungkin untuk tidak membuka/membaca halaman yang sudah kita tulis. Terkait kaidah penulisan, saat menulis abaikan saja dulu. Nanti akan ada saatnya kita mengedit ketika tulisan kita sudah benar-benar tuntas.

 Mohon berikan kiat-kiat  sukses supaya bisa menghasilkan tulisan yang  menginspirasi saya dan juga teman-teman.

Kiat  yang Bu Jamila Intinya ubah mindset, passion, bangun tekad, kuatkan niat, dan harus konsisten menulis. jangan lupa banyak membaca. sering-sering blog walking

Sudomo dari SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat mengajukan pertanyaa seperti ini bagaimana cara Ibu menghargai dan merayakan keberhasilan dalam menerbitkan buku? Dalam penerbitan buku, apakah Ibu pernah memiliki ekspektasi yang tidak sesuai harapan? Bagaimana cara Ibu mengatasinya? dan Mohon pencerahan tentang cara yang bisa kita lakukan untuk menularkan hobby menulis kepada rekan sejawat di sekolah?

Alhamdulillah Bu Jamila selalu berucap syukur kepada Allah, karena tidak pernah menyangka ternyata bisa menulis seperti sekarang. sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. setiap keberhasilan ia tidak pernah merayakan secara wah, hanya tunduk sujud saja kepada sang khalik atas semua nikmat yang diberikan. Dalam hal ekspektasi menerbitkan buku tentu saja pernah merasakan yang tidak sesuai harapan. cara mengatasinya kembali kepada : bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanyalah milik Dia. cara kita menularkan hobby menulis  yang paling efektif adalah dengan bukti. Tunjukkan bahwa kita bisa berkarya, dan merekapun bisa seperti kita. tidak ada hal yang tidak bisa, dan tidak ada hal yang tidak mungkin.

Kesimpulannya : Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal bermanfaat bagi generasi setelah kita

Luar biasa sekali materi perkuliahan malam ini, sehingga membuat saya pribadi semakin semangat dan tertantang untuk menyiapkan tulisan buku Solo saya yang nantinya akan saya kirim ke penerbit. Semoga dapat terlaksana dengan baik.

Alhamdulillah materi malam ini membuat saya lebih semangat lagi dalam belajar menulis.

Salam Literasi