Pucok Krueng, Kars Potensial
Aceh Besar
Pucok Krueng
Lhoknga,
wilayah yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, tidka hanya dikenal memiliki
pantai indah tetapi juga mempunya kawasan kars yang penting bagi lingkungan dan
kehidupan masyarakat sekitar.
Karst
yang sering dikunjungi sekaligus sebagai lokasi wisata di Kecamatan Lhoknga
adalah Pucok Krueng. Alamnya indah, udaranya sejuk, dan airn yang keluar dari
gua begitu jernih. Pucok Krueng sangat berpotensi sebagai kawasan karst kelas
1.
Berdasarkan
survei, di Pucok Krueng ditemukan sejumlah gua yang mengalirkan air ke
sungai-sungai. Di lokasi itu juga terdapat stalaktit-statlaktit aktif yang
dapat dilihat dari mulut gua juga diketahui ada tumbuhan di bebatuan yang
berfungsi sebagai pengikat air.
Laporan
inventarisasi dan penyelidikan yang dilakukan Karst Aceh telah diserahkan ke
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada November 2007. Tapi hingga kini belum ada
respon dan dikhawatirkan kawasan karas tersebut terdampak kegiatan pertambangan
yang ada di sekitar.
Lhoknga, wilayah
yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, bukan hanya dikenal dengan objek
wisata pantai yang indah. Air jernih beserta pasir putih dan batu karang yang
menghiasi pantai.
Lebih dari itu,
daerah yang terletak sekitar 12 kilometer dari Kota Banda Aceh, Ibu Kota
Provinsi Aceh, itu juga memiliki perbukitan karst. Kawasan yang sangat penting
bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.
Karst merupakan ekosistem kompleks, dengan sungai penyimpan air bawah tanah, kawasan mineral tak terbarukan, serta tempat tinggalnya berbagai jenis flora dan fauna.
Kawasan karst yang
sering dikunjungi sekaligus sebagai lokasi wisata di Kecamatan Lhoknga adalah
Pucok Krueng. Alamnya indah, udaranya sejuk, dan airn yang keluar dari gua
karst begitu jernih.
Tempat ini telah
lama menjadi daya tarik wisatawan. Namun, pengunjung yang datang terbatas,
hanya yang memiliki minat khusus.
“Di sini, untuk
mandi tidak semudah di pantai, sungainya berbatu dan dalam,” ujar Rasyid,
masyarakat Lhoknga, awal Mei 2021.
Pucok Krueng Airnya Jernih
Dia
mengatakan, Pucok Krueng sangat sejuk dan hutannya sangat baik. “Namun, volume
air yang keluar dari gua mulai berkurang, saya tidak tahu pasti penyebabnya.
Selain Pucok Krueng, gua karst di Kecamatan Lhoknga, juga ditemukan di Desa
Naga Umbang yang juga memiliki sungai bawah tanah,” jelasnya.
Bebatuan di Kars Pucok Kreung
“Berdasarkan
survei, di Pucok Krueng ditemukan sejumlah gua yang mengalirkan air ke
sungai-sungai. Di lokasi itu juga terdapat stalaktit-statlaktit aktif yang
dapat dilihat dari mulut gua. Berdasarkan pantauan Kelompok Kars Aceh,
diketahui ada tumbuhan di bebatuan yang berfungsi sebagai pengikat air.”
Udara sejuk dan air yang dingin terpancar dari Kars Pucok Kreung
Laporan inventarisasi dan penyelidikan yang dilakukan Karst Aceh telah diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada November 2007. Tujuannya, meminta rekomendasi wilayah itu ditetapkan sebagai kawasan kars oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, sekaligus ditetapkan sebagai kawasan kars kelas 1.
Di Pucok Krueng ditemukan sejumlah gua yang mengalirkan air ke sungai
Sangat potensial
Kawasan karst
merupakan daerah batuan karbonat (batu gamping dan dolomit) yang memperlihatkan
morfologi kars.
Sedangkan yang
dimaksud kars adalah bentukan bentang alam pada batuan karbonat, yang bentuknya
sangat khas berupa bukit, lembah, dolina, dan gua.
Di Pucok Kreung
terdapat stalaktit-statlaktit aktif yang dapat dilihat dari mulut gua
Potensi
kawasan kars kelas 1 dapat
dilihat dari kriteria yang diatur Pasal 12 Ayat 1, Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 1456K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Kars.
Berikutnya,
berdasarkan Pasal 13 Kepmen tersebut, kawasan kars kelas 1 dijelaskan merupakan
kawasan lindung sumber daya alam dan berdasarkan Pasal 14 Ayat [1], di wilayah
kawasan tersebut tidak boleh ada kegiatan pertambangan.
Kawasan kars kelas
1 merupakan wilayah yang memiliki satu atau lebih kriteria seperti: tempat
penyimpan air bawah tanah secara tetap [permanen] dalam bentuk akuifer, sungai
bawah tanah, telaga atau danau bawah tanah yang keberadaannya mencukupi fungsi
umum hidrologi, serta mempunyai gua-gua dan sungai bawah tanah aktif yang
kumpulannya membentuk jaringan mendatar maupun tegak yang sistemnya mencukupi
fungsi hidrologi dan ilmu pengetahuan.
“Gua-guanya
mempunyai speleotem aktif dan atau peninggalan-peninggalan sejarah. Kondisi ini
sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata dan budaya, serta
memiliki flora dan fauna khas yang memenuhi arti dan fungsi sosial, ekonomi,
budaya serta pengembangan ilmu pengetahuan,” terang Abdillah yang merupakan
Dosen Universitas Syiah Kuala.
Kegiatan Pertambangan Dikhawatirkan Berdampak pada Kelestarian Kars Pucok Kreung
Jika dilihat dari
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1456K/20/MEM/2000, maka
kawasan karst Lhoknga sangat cocok masuk kawasan kars kelas 1. “Namun yang harus diingat,
kawasan karst sebagai tempat penyimpanan air atau sungai bawah tanah sangat
tergantung dengan bebatuan, gua dan vegetasinya. Jika bebatuannya rusak,
kawasan ini tidak akan berfungsi dan tidak bisa diperbaiki kembali,” .
Indah banget tempat nya
BalasHapusMantap
BalasHapus