Mengimplementasikan Ibadah Qurban dalam Kehidupan
Kata Qurban berasal dari Bahasa Arab qaraba-yuqaribu-qurbanan-qaribun, yang artinya dekat. Dengan begitu, makna qurban dalam istilah di sini berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalagi upaya mendekatkan diri kita pada Allah SWT. Penghalang mendekatkan itu adalah berhala dalam berbagai bentuknya, juga seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta-benda dan lainnya secara berlebihan.
Dalam konteks Idul Adha, pesan mendasar dalam perintah tersebut adalah agar manusia tidak sesat dalam menjalani hidup. Untuk itu harus menjalin kedekatan dengan Allah SWT dan merasakan kebersamaan dengan-Nya setiap saat. Karena manusia mudah sekali terpedaya oleh kenikmatan sesaat yang dijumpai dalam perjalanan hidupnya, maka Allah memberikan metode dan bimbingan untuk selalu melihat kompas kehidupan berupa Shalat dan zikir agara kapal kehidupan tidak salah arah.
Sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya sepanjang manusia dalam hidupnya menyerahkan diri kepada Allah. maka seluruh gerak dan diamnya, tidur dan jaganya dihitung sebagai langkah-langkah ibadah.
Maka oleh sebab itu Islam menaruh perhatian terhadap niat yang menyertai amal perbuatan manusia, karena nilai amal manusia pada hakikatnya kembali kepada pelaku-pelakunya dan sangat tergantung pada niatnya. Sebagaimana Rasulullahs.a.w bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal, tergantung dari niatnya. Dan yang dianggap bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang berhijrah semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya diterima Allah dan Rasul-Nya. Dan Barang siapa hijrahnya karena keuntungan dunia yang dikejarnya atau karena perempuan yang akan dikawininya, maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niati" (H.R. Bukhari, Muslim).
Begitupula kiranya dalam implementasi ibadah qurban. Ada dua peristiwa penting yang secara serempak yang dilakukan ummat Islam di dunia bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Pertama pelaksanaan ibadah haji di Makkatul Mukarramah. Kedua ibadah qurban yang insya Allah kita pun melaksanakannya. Qurban bermakna melakukan penyembelihan hewan qurban pada momen idul qurban. Baik hari nahr tanggal 10 Zulhijah atau hari tasyrik 11-13 Zulhijah.
Ibadah qurban yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan qurban pada hakekatnya adalah bentuk ekspresi keimanan dan ketaqwaan atas perintah Allah SWT. Pengamalan qurban ini bersifat Ta'abbudi dan harus sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Memang secara fisik penyembelihan hewan qurban, tetapi hakikat yang sampai padaNya adalah bentuk ketaqwaan. Hikmah yang kedua adalah rasa syukur nikmat kepada Allah. Iabada qurban yang dilakukan kaum muslimin pada hakikatnya adalah rasa syukur dan nikmat yang Allah SWT berikan.
Allah SWT telah mengintruksikan kepada manusia khususnya orang Islam untuk mengungkapkan rasa syukur nikmatnya dengan istilah Tahadduts bin ni'mah. Hikmah yang ketiga adalah qurban adalah sebagai ungkapan simpati/empati terhadap sesama manusia. Ibada qurban yang dilakukan kaum muslimin ada dua dimensi pokok yaitu dimensi vertikal atau hubungan dengan Allah SWT sebagai landasan keimanan dan ketaqwaan serta dimensi horizontal atau hubungan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.
Sebagaimana sejarah Nabi Ibrahim SA. yang sangat mencintai anaknya, Nabi Ismail SA. sehingga Allah SWT menguji Nabi Ibrahim SA terhadap kecintaannya untuk di-qurban-kan sebagai wujud ketaatan terhadap perinta Allah SWT. Setiap sesuatu yang dicintai manusia dan kecintaannya terhadap sesuatu itu dapat membelenggu manusia untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Jadi, jika Ismali-nya Nabi Ibrahim AS adalah anak kandungnya sendiri, Ismail-Ismail kita saat ini bisa berwujud jabata, kedudukan, harta benda, harga diri, maupun profesi, termassuk di dalamnya mental korupsi, kolusi dan nepotisme serta serakah yang menguasai manusi. Apa yang menjadi kiasan sebagai 'Ismail' sesungguhnya adalah tiap sesuatu uyang membuat manusia hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, dan setiap sesuatu yang dapat membutakan mata hati dan menulikan telinga manusia dari hiadayah Allah SWT. Maka kiranya apa dan siapapun 'Ismail' itu harus di-qurban-kan dibumi yang fana ini, sebagai bukti keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Inilah sejatinya makna terpenting Idul Qurban, yakni tumbuhnya sikap kesediaan berqurban dalam konteks sosial yang lebih luas. Kapan dan dimanapun kita berada rela memberikanpengorbanan yang tulus demi kemaslahatan ummah.
Warga SMA Negeri 13 Banda Aceh dalam hal ini juga melakukan ibadah qurban yang pada kesempatan ini menyembelih 4 ekor kambing dan 1 ekor sapi dimana pelaksanaannya dilakukan pada hari tasyrik yaitu 11 Zulhijah yang bertepatan pada hari Jum'at. Daging qurban dibagikan kepada yang berhak, seperti para shohibul qurban (orang yang berqurban dan mereka yang berhak mendapatkan sepertiga daging qurban), fakir miskin, tetangga sekitar, teman dan kerabat (masyarakat Gampoeng Jawa yang merupakan tempat SMA Negeri 13 Banda Aceh berada). Sebelumnya panitia melakukan pendataan warga dengan katagori mustahik dengan cara mendatangi warga yang masuk dalam katagori mustahik dengan mendatangi rumah-rumahnya.
Alhamdulillah sebelum shalat Jum'at pelaksanaan qurban telah selesai dan langsung dibagikan kepada para shohibul qurban dan masyarakat sekitar.
Berikut foto-foto pelaksanaan kegiatan qurban SMA Negeri 13 Banda Aceh tahun 2023: